Hari Rabu tanggal 16 Februari 2011. Hari itu saya tidak terlalu banyak urusan di kampus. Hanya kuliah pakar dan bimbingan skripsi sebentar, setelah itu kembali ke pekerjaan awal, pengangguran. Haha.
Masih jam 12 siang dan belum punya semangat berlebih untuk sekedar kembali pulang ke kost. Alhamdulillahnya entah malaikat entah siapa, pokoknya dari golongan putih, membisikkan hal baik pada saya. Sholat zuhur dulu saja di masjid daripada pulang pasti kamu ga sholat kalo di kost, kurang lebih begitu suara bisikannya. Langsung saya membelokkan kaki kearah masjid yang tadinya semakin mendekati area parkiran. Singkat cerita, sholat kelar.
Kelar sholat saya mendengar dan melihat bapak-bapak di depan saya tertawa lepas sambil memandang ke depan. Ada apa ini, pikir saya. Jarang-jarang bapak-bapak ketawa-ketawa di masjid, ada yang lucu atau sedang membicarakan orang lain, kalo iya kok rasanya kurang pantas membicarakan aib orang lain di rumah Allah seperti ini. (Serius amat).
Kemudian saya mengikuti pandangan si bapak, memandang ke depan, kearah mimbar masjid. Kebetulan saya berada di bagian agak belakang jadi perlu memfokuskan mata untuk melihat kearah yang agak jauh. Dan ternyata disana terdapat sebuah spanduk lebar, dihiasi panggung dengan mimbar dipindah agak maju sedikit. Spanduk tersebut bertuliskan ‘Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Bersama Drs. H. Fachrurrozi M.Ag’. Seketika saya jadi mengerti apa yang bapak-bapak di depan saya ini tertawakan. Pak ustadz ngocol ceramahnya. Haha.
Saya tertarik untuk megikuti ceramah tersebut. Sudah agak sedikit telat tapi ya gak apalah, insya Allah tetap dapet ilmunya. Amin.
Pak ustadz ternyata beneran ngocol. Kocak. Haha. Saya yang duduk sendiri tanpa temanpun berhasil beliau buat terpingkal. Haha.
Berikut beberapa hal yang beliau sampaikan dalam ceramahnya dan sempat saya tangkap dan saya rekam dalam bentuk tulisan:
1. Beliau menyampaikan kepada para jemaah untuk meneladani sikap nabi Muhammad SAW jangan setengah-setengah. Sebagai contoh beliau menyebutkan, banyak kasus bapak-bapak zaman sekarang yang poligami dengan alasan mengikuti kehidupan nabi. Lah nabi aja poligami kok ngapain repot, gak dosa dong berarti, begitu kurang lebihnya alasan mereka. Pak ustadz mengucap ‘Astaghfirullah..’. Itulah salah satu contoh mereka yang meneladani hidup nabi tapi hanya setengah-setengah. Sayang sekali, mereka tersesat oleh kelakuan mereka sendiri. Pak ustadz menegaskan kembali, nabi Muhammad SAW memang mempunyai isteri lebih dari satu namun beliau menikahi isteri keduanya setelah isteri pertamanya meninggal. Beliau sebelumnya monogami terlebih dahulu selama sekian tahun sampai isteri pertamanya meninggal kemudian baru ia menikah dengan isteri keduanya. Jadi beliau tidak berpoligami seperti yang banyak bapak-bapak zaman sekarang jadikan alasan menikahi lebih dari satu wanita.
2. Kemudian pak ustadz juga menerangkan mengenai filosofi kehidupan cicak. Ya, cicak. Bagi saya ini menarik sekali. Beliau mempresentasikan ceramahnya dengan baik sekali. Beliau dapat membuat pendengarnya tetap fokus pada ceramahnya dengan bubuhan banyolan-banyolan yang mudah dicerna dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dan ini juga menjadi poin plus pak ustadz, beliau menceritakan filosofi kehidupan cicak yang mana tidak banyak orang perhatikan. Haha. Iya kan? Begini katanya, cicak itu adalah hewan yang tidak mempunyai banyak cara untuk bergerak. Ia hanya bisa merayap dan merayap di dinding. Sedang makanannya adalah seekor nyamuk yang bisa terbang kesana-kesini-kesitu, kemana-mana. Tapi apakah ia putus asa, apakah ia frustasi, stress dan bunuh diri karena keterbatasannya? Oh tidak. Ia tidak sepesimis itu. Cicak terus berusaha mengendap-endap merayap di dinding untuk memburu mangsanya yang terkadang lengah. Dan yak, cicak dapat melakukannya dan mereka tetap bisa mempertahankan kehidupan dan keturunan mereka. Ini yang patut kita contoh, yaitu jangan menyerah pada keterbatasan. Walau banyak keterbatasan dalam hidup, dalam perkuliahan dan sebagainya, tapi dengan lebih banyak kerja keras dan tidak mengeluh, insya Allah, Tuhan akan membantu memudahkan jalan kita. Semangat!
3. Kemudian yang ketiga beliau menyampaikan satu hal yang dapat dipelajari dari indahnya sholat berjamaah. Seperti yang umat muslim ketahui dalam sholat berjamaah saf diharuskan untuk lurus dan rapat. Nah saat sholat sangat mungkin antara makmum satu dengan yang lainnya bersenggolan kaki dengan kaki, kepala dengan kaki, bahkan kaki dengan pantat. Tapi apakah mereka saling baku hantam, apakah mereka saling adu mulut dan adu jotos? Enggak kan? Malahan setelah sholat mereka tetap saling mendoakan dengan mengucap Assalamualaikum Warrahmatullah pada makmum sebelahnya. Mereka juga tetap bersalaman setelah sholat selayaknya saudara. Harmonis sekali. Ini seharusnya bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari. .
4. Terakhir, beliau menyampaikan 5 hal yang dapat digunakan menjadi senjata dalam melakukan sesuatu atau untuk mencapai sesuatu. Pertama, komitmen. Atau dengan kata lain niat, niatkan untuk ibadah kepada Allah SWT dan untuk mencapai kesuksesan. Kedua, percaya diri. Percaya diri sangat penting, dengan komitmen yang tinggi dan fasilitas yang memadai jika tanpa rasa percaya diri maka pintu kesuksesan akan seret terbuka untukmu. Tapi ingat jangan jadi takabur. Ketiga, siap menghadapi tantangan. Jika komitmen sudah kuat dan rasa percaya diri sudah maksimal maka siapkanlah diri anda untuk menghadapi tantangan. Tantangan disini dapat diartikan cobaan. Keempat, cermat dalam strategi. Strategi disini dimaksudkan untuk sistematis. Jadi tidak gegabah dalam mengambil tindakan, buatlah strateginya. Nah yang kelima ane lupa. Haha.
Itu dia isi cermah ustadz Drs. H. Fachrurrozi M.Ag. Semoga bermanfaat. Amin.
2020 What's Up Yo! (And a Bit of Story About 1 999)
5 tahun yang lalu