Sabtu, September 17, 2011

no title.

sedang tidak bahagia. namun masih bisa pura-pura.

Kamis, Juli 21, 2011

'tentukan sendiri'

Rabu, 20 Juli 2011. Kost Blok D Genuk Indah Semarang.

Hari ini adalah hari terakhir untuk kelas GEC (General English Conversation) yang sudah saya ikuti untuk kali kedua. Tidak terasa sudah dua ronde kelas ini saya ikuti. Dan sudah dua bulan saya habiskan waktu saya dua kali seminggu di kelas ini dengan mengoceh bersama teman-teman yang lainnya.

Saya kembali teringat pada 3 bulan sebelum hari ini. Saat itu ialah saat dimana teman-teman seangkatan saya sudah diwisuda sedangkan saya yang culun ini belum. Haha. Tertundanya wisuda saya dikarenakan saya belum menyelesaikan beberapa persyaratan wisuda. Ini berarti saya punya waktu luang sekitar 6 bulan menuju wisuda kedua bulan Oktober. Amin!

Sebetulnya ada beberapa hal yang ingin sekali saya lakukan dalam 6 bulan ini. Salah satunya adalah saya ingin sekali memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris saya. Dan pun setiap tes toefl saya selalu mendapatkan kesulitan dalam menjawab soal-soal listening. Structure sama reading juga sih. Eh berarti semuanya ya. Haha. Namun saat itu saya masih kesulitan untuk mencari tau apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki kemampuan Inggris saya.

Sambil menunggu jadwal penelitian untuk mengumpulkan data untuk tugas akhir, saya berencana les bahasa inggris untuk memperbaiki tenses dan grammar saya yang masih kacau. Pergilah saya ke Aspac. Karena hanya Aspac yang saya paham betul lokasinya. Aspac adalah salah satu tempat les bahasa asing di kota Semarang dan sepengetahuan saya adalah yang termurah. Bayangkan untuk kelas GEC kita hanya perlu mengeluarkan uang Rp. 100.000 untuk 12 kali pertemuan.

Jadilah waktu itu saya berangkat ke Aspac dengan harapan akan mendapat kelas yang saya inginkan. Namun ternyata untuk kelas grammar belum ada yang buka. Jadi sistem disana adalah kita mendaftarkan diri di salah satu kelas kemudian jika jumlah siswa di kelas tersebut sudah mencapai angka minimal barulah kelas tersebut akan dimulai. Kayaknya yang lain juga gini deh ya. Haha.

Dua minggu saya menunggu belum ada panggilan. Sampai akhirnya pihak Aspac telpon saya dan bilang bagaimana kalo saya ambil kelas conversation saja. Saya sempat bingung dan merasa minder. Dibayangan saya, kelas conversation itu pasti diisi oleh orang-orang expert. Pasti saya akan merasa terintimidasi dengan mereka karena saya sadar kemampuan saya masih sangat di bawah standar. Namun mereka meyakinkan saya untuk dicoba aja. Dan akhirnya saya yang gampang sekali dipengaruhi ini iya-iya saja. Haha.

Singkat cerita, saat menjalani kelas GEC saya sangat menikmatinya. Belajar bersama dengan teman-teman baru yang menyenangkan dan mengobrol tentang hal-hal yang menyenangkan namun tetap dalam bahasa inggris ditemani guru yang sangat asyik adalah sangat sangat menyenangkan dan tidak membosankan dalam belajar bahasa Inggris. Hingga tanpa terasa 12 pertemuan sudah selesai saya jalani. Bahkan saking senang dengan kelas GEC, saya dan beberapa teman di GEC ini memutuskan untuk melanjutkan kelas kami. Dan pada akhirnya saya juga mengajak salah satu teman akrab saya di kampus untuk ikut les GEC bersama saya, untungnya ia mau. Haha.

Dan lagi-lagi dengan klise saya harus bilang tanpa terasa 12 pertemuan di ronde kedua ini pun sudah saya dan teman-teman lewati.

Selain tentunya ilmu yang bertambah dan teman yang bertambah pula, di kelas GEC ini saya juga dipertemukan dengan berbagai macam sifat dan tingkah laku dari berbagai macam orang. Ada yang suka sekali berbagi tips tentang mendapatkan pekerjaan. Karena ia termasuk orang yang sangat beruntung bisa mendapatkan pekerjaan di bank dengan mudah, yang kata orang sulit didapatkan. Ia bukan sombong, ia justru memberi semangat kepada yang lain untuk meyakinkan kita pasti bisa mendapatkan apa yang kita mau jika kita yakin. Jangan gampang menyerah dan tetaplah berusaha.

Ada juga seorang wanita yang sudah berumur 30 tahun dan belum menikah tapi tetap kelihatan bahagia dan menikmati hidupnya. Pekerjaannya adalah seorang bidan dan dia sangat mencintai pekerjaannya. Setiap ada waktu untuk presentasi, dia akan dengan senang hati untuk membagi pengalamannya tentang pekerjaannya. Hal yang dapat saya pelajari dari dia ialah senangi pekerjaanmu dan kau akan menikmati hidupmu.

Ada juga seorang ibu rumah tangga sekaligus seorang wanita karier. Ia adalah ibu dari 2 orang anak dan ia adalah seorang dokter yang sedang ambil study bidang spesialis anak. Yang saya bayangkan adalah ia mempunyai kehidupan yang sangat sibuk; menjadi seorang istri, seorang ibu dari 2 orang anak, seorang dokter yang sedang ambil kuliah dan seorang siswa yang sedang ambil kelas GEC untuk memperbaiki kemampuan dalam berbahasa inggris tapi tetap bisa ceria. Serius, ibu ini di tiap momen selalu kelihatan bahagia. Ini hal yang paling saya kagumi dari beliau. Dan ia bisa dengan lentur membaur dengan teman-teman les lain yang jauh lebih muda darinya.

Ada juga seorang wanita yang mendaftarkan diri ambil beasiswa di Korea Selatan dan beruntungnya ia mendapatkan apa yang dia mau. Dari sini saya mulai tau bahwa ternyata ada banyak sekali beasiswa pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri. Tinggal dari diri kita sendiri mau memanfaatkan kesempatan bagus ini atau tidak.

Dan masih banyak ragam teman yang saya temui di kelas GEC ini. Ya pastinya tidak semua sesempurna tersebut namun sebagai makhluk yang dianugerahi otak kita bisa memilih untuk hanya mengambil yang positif saja dan jangan ditiru yang negatifnya.





Btw, yang menyedihkan adalah setelah dua ronde GEC ini tugas akhir saya masih juga belum selesai. Culun dan malas. Haha.

Rabu, Mei 25, 2011

berbagi saja..





dua foto pertama namanya Penelope Cruz dari Spanyol.
dan dua foto terakhir namanya Katrina Kaif dari India.
ini dua wanita terseksi dan tercantik di dunia saat ini versi saya. hehe.

preett..

sekarang judulnya saya sedang terjebak di warnet.
kok terjebak?
iya, jadi ceritanya kemaren sore saya kesini. iya ke warnet soale ga punya modal buat beli modem. haha.
niat dari kost memang mau download beberapa lagu, niat banget lho saya sampe listnya udah tak tulis dari jauh2 hari di buku trus pas ngenet bukunya tak bawa. haha. culun.
ya ga muluk2 sih. maksudku cuman supaya ga ada lagu yang kelewatan buat didownload.
alhasil kemaren lancar banget ngenet disini plus girang banget semua lagu yang udah dilist kelar didownload.
trus pulang nih ceritanya, sudah sekitar jam 8 malam.
mandi bentar, kelar, trus buka laptop buat ngedit2 judulnya yg masih alami dari internet. haha.
kelar diedit trus diplay bentar cuman buat ngecek lagunya berkualitas ga ato sekedar mau ngecek downloadnya full apa gak. soale dulu pernah download lagu tapi cuman jadi setengah. haha.
kelar diedit sm diplay bentar trus tanpa sengaja, pradugaku ada setan lewat deh, tombol delete kepencet. pret banget. haha.
nyoba sedikit rileks sambil mikir 'ah palingan di recycle bin masih ada haha'.
cek recycle bin dan kosong! mampus.
lagunya ada kali 30an plus lirik2nya. haha. musnah gitu aja kyk kentut.
agak heran sih kok ga ada di recycle bin biasanya kan kalo kedelete langsung masuk recycle bin dulu.
lah ternyata itu data yang tak apus masih di flashdisk belum tak pindah ke laptopnya. preett!!

jadilah sekarang balik ke warnet ini. tapi sialnya kemaren filenya tak save di shared documentnya komputer jadi ga bisa diambil dari komputer operator. pret lagi. haha.
tak liat komputer yg tadinya tak pake buat download juga masih kepake sama cewek berjilbab kuning. dengan tampang dan hati sabar tak tunggu aja lah di ruang tunggu warnet deket operator.
tapi 1 jam ga ada tuh keliatan batang idungnya si cewek jilbab kuning. tak pikir 'cewek macam apa ngenet lama2 di warnet, jilbaban pula, mau namatin alquran via internet po?' errr..
ga tahan, ga kuat, akhirnya ak lebih milih ngenet juga deh sambil nungguin si kuning.
dan yah disinilah saya sekarang. terjebak dan terdampar di blog.

Rabu, April 13, 2011

ssertss..

ndak hari ni hari terlucu se-alhaidi? haha.
sepertinya demikian.

Selasa, April 12, 2011

Ini Nggak Gampang

Setaun yg lalu "ah begituan doang dianggep serius, nyantai aja lah, udah gede ini juga".

Sekarang " ah ngomong doang emg gampang bgt ternyata".

Ini tentang sesuatu, sesuatu yg ternyata dijalani agak ribet, susah, ga gampang.
Bkn karna ga tau gmn caranya. Ak tau gmn caranya secara teori tp emg ga gampang buat dijalani. Haha. Apa lah.

Pokoknya Tuhan bersama kita semua tanpa kecuali.

Sabtu, April 02, 2011

Testing

Cek woi

Lucu ya.. Haha.

Haha. Agak lucu dg fenomena di sktr saya. Mereka bangga dg ini itu, bilang keluarga ini itu, bilang hidup ini itu, selayaknya pemenang sejati tp apa yg mrk lakukan pd mrk yg sedang berada di bwh mereka? Mrk berucap kasar, mengeluarkan kata2 kotor. Haha. Contoh yg sgt baik ya. It's really funny.

Sy yakin pasti mrk jg punya pembelaan dan praduga sy mrk akan blg ini hanya permainan, just for fun, smua embel2nya jg just for fun, take it easy lah. Kalo praduga bener, wew! Kagum saya.

Umur nambah, gelar nambah tp kelakuan sampah gak sama dg keren lho. Haha.

Lucu ya.. Haha.

Minggu, Februari 20, 2011

Ilmu Tanpa Sengaja..

Hari Rabu tanggal 16 Februari 2011. Hari itu saya tidak terlalu banyak urusan di kampus. Hanya kuliah pakar dan bimbingan skripsi sebentar, setelah itu kembali ke pekerjaan awal, pengangguran. Haha.

Masih jam 12 siang dan belum punya semangat berlebih untuk sekedar kembali pulang ke kost. Alhamdulillahnya entah malaikat entah siapa, pokoknya dari golongan putih, membisikkan hal baik pada saya. Sholat zuhur dulu saja di masjid daripada pulang pasti kamu ga sholat kalo di kost, kurang lebih begitu suara bisikannya. Langsung saya membelokkan kaki kearah masjid yang tadinya semakin mendekati area parkiran. Singkat cerita, sholat kelar.

Kelar sholat saya mendengar dan melihat bapak-bapak di depan saya tertawa lepas sambil memandang ke depan. Ada apa ini, pikir saya. Jarang-jarang bapak-bapak ketawa-ketawa di masjid, ada yang lucu atau sedang membicarakan orang lain, kalo iya kok rasanya kurang pantas membicarakan aib orang lain di rumah Allah seperti ini. (Serius amat).

Kemudian saya mengikuti pandangan si bapak, memandang ke depan, kearah mimbar masjid. Kebetulan saya berada di bagian agak belakang jadi perlu memfokuskan mata untuk melihat kearah yang agak jauh. Dan ternyata disana terdapat sebuah spanduk lebar, dihiasi panggung dengan mimbar dipindah agak maju sedikit. Spanduk tersebut bertuliskan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Bersama Drs. H. Fachrurrozi M.Ag’. Seketika saya jadi mengerti apa yang bapak-bapak di depan saya ini tertawakan. Pak ustadz ngocol ceramahnya. Haha.

Saya tertarik untuk megikuti ceramah tersebut. Sudah agak sedikit telat tapi ya gak apalah, insya Allah tetap dapet ilmunya. Amin.

Pak ustadz ternyata beneran ngocol. Kocak. Haha. Saya yang duduk sendiri tanpa temanpun berhasil beliau buat terpingkal. Haha.

Berikut beberapa hal yang beliau sampaikan dalam ceramahnya dan sempat saya tangkap dan saya rekam dalam bentuk tulisan:

1. Beliau menyampaikan kepada para jemaah untuk meneladani sikap nabi Muhammad SAW jangan setengah-setengah. Sebagai contoh beliau menyebutkan, banyak kasus bapak-bapak zaman sekarang yang poligami dengan alasan mengikuti kehidupan nabi. Lah nabi aja poligami kok ngapain repot, gak dosa dong berarti, begitu kurang lebihnya alasan mereka. Pak ustadz mengucap ‘Astaghfirullah..’. Itulah salah satu contoh mereka yang meneladani hidup nabi tapi hanya setengah-setengah. Sayang sekali, mereka tersesat oleh kelakuan mereka sendiri. Pak ustadz menegaskan kembali, nabi Muhammad SAW memang mempunyai isteri lebih dari satu namun beliau menikahi isteri keduanya setelah isteri pertamanya meninggal. Beliau sebelumnya monogami terlebih dahulu selama sekian tahun sampai isteri pertamanya meninggal kemudian baru ia menikah dengan isteri keduanya. Jadi beliau tidak berpoligami seperti yang banyak bapak-bapak zaman sekarang jadikan alasan menikahi lebih dari satu wanita.

2. Kemudian pak ustadz juga menerangkan mengenai filosofi kehidupan cicak. Ya, cicak. Bagi saya ini menarik sekali. Beliau mempresentasikan ceramahnya dengan baik sekali. Beliau dapat membuat pendengarnya tetap fokus pada ceramahnya dengan bubuhan banyolan-banyolan yang mudah dicerna dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dan ini juga menjadi poin plus pak ustadz, beliau menceritakan filosofi kehidupan cicak yang mana tidak banyak orang perhatikan. Haha. Iya kan? Begini katanya, cicak itu adalah hewan yang tidak mempunyai banyak cara untuk bergerak. Ia hanya bisa merayap dan merayap di dinding. Sedang makanannya adalah seekor nyamuk yang bisa terbang kesana-kesini-kesitu, kemana-mana. Tapi apakah ia putus asa, apakah ia frustasi, stress dan bunuh diri karena keterbatasannya? Oh tidak. Ia tidak sepesimis itu. Cicak terus berusaha mengendap-endap merayap di dinding untuk memburu mangsanya yang terkadang lengah. Dan yak, cicak dapat melakukannya dan mereka tetap bisa mempertahankan kehidupan dan keturunan mereka. Ini yang patut kita contoh, yaitu jangan menyerah pada keterbatasan. Walau banyak keterbatasan dalam hidup, dalam perkuliahan dan sebagainya, tapi dengan lebih banyak kerja keras dan tidak mengeluh, insya Allah, Tuhan akan membantu memudahkan jalan kita. Semangat!

3. Kemudian yang ketiga beliau menyampaikan satu hal yang dapat dipelajari dari indahnya sholat berjamaah. Seperti yang umat muslim ketahui dalam sholat berjamaah saf diharuskan untuk lurus dan rapat. Nah saat sholat sangat mungkin antara makmum satu dengan yang lainnya bersenggolan kaki dengan kaki, kepala dengan kaki, bahkan kaki dengan pantat. Tapi apakah mereka saling baku hantam, apakah mereka saling adu mulut dan adu jotos? Enggak kan? Malahan setelah sholat mereka tetap saling mendoakan dengan mengucap Assalamualaikum Warrahmatullah pada makmum sebelahnya. Mereka juga tetap bersalaman setelah sholat selayaknya saudara. Harmonis sekali. Ini seharusnya bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari. .


4. Terakhir, beliau menyampaikan 5 hal yang dapat digunakan menjadi senjata dalam melakukan sesuatu atau untuk mencapai sesuatu. Pertama, komitmen. Atau dengan kata lain niat, niatkan untuk ibadah kepada Allah SWT dan untuk mencapai kesuksesan. Kedua, percaya diri. Percaya diri sangat penting, dengan komitmen yang tinggi dan fasilitas yang memadai jika tanpa rasa percaya diri maka pintu kesuksesan akan seret terbuka untukmu. Tapi ingat jangan jadi takabur. Ketiga, siap menghadapi tantangan. Jika komitmen sudah kuat dan rasa percaya diri sudah maksimal maka siapkanlah diri anda untuk menghadapi tantangan. Tantangan disini dapat diartikan cobaan. Keempat, cermat dalam strategi. Strategi disini dimaksudkan untuk sistematis. Jadi tidak gegabah dalam mengambil tindakan, buatlah strateginya. Nah yang kelima ane lupa. Haha.

Itu dia isi cermah ustadz Drs. H. Fachrurrozi M.Ag. Semoga bermanfaat. Amin.

Minggu, Februari 13, 2011

Blok D No 465 Genuk Indah..

(Minggu, 13 Februari 2011)

Hari Minggu. Libur. Santai nonton tv sambil makan pagi. Makan pindang kesukaan. Tiba-tiba mas kost datang “Belum bayar uang kost ya kamu? Hehe. Yang lain udah lho. Tinggal kamu yang belum. Udah lewat tp gpp santai, yang penting bayar.”

Kaget sekali. Bukan karena masalah keuangan atau apa. Saya kaget ternyata sudah enam bulan saya disini, di kost baru ini, rasanya baru kemaren sore saya muter-muter kompleks kemudian nemu kost ini kemudian deal sewa disini. Hehe.

Oke, ini terdengar klise. But yah begitulah adanya.

Sudah banyak sekali hal yang saya lakukan selama ini disini. Mulai dari hal yang penting sampai gak penting, positif sampai negatif, baik sampai buruk. Haha.

Ukuran kost ini memang tidak seberapa, hanya sekitar 3x3 meter. Tapi ya disini lah saya selama enam bulan ini mendekam, diam dan lain sebagainya.

Disinilah saya mengubur kebosanan pada jadwal kuliah yang harus saya jalani setiap hari. Disinilah saya mencari inspirasi untuk melaksanakan tugas organisasi saya. Disinilah saya harus bertahan hidup jauh dari keluarga.

Ia menjadi saksi bisu saya yang seolah-olah rajin di kampus. Ia tau saya apa adanya. Apa yang saya kerjakan jika saya sendiri. Apa yang saya lakukan jika saya bosan. Apa yang saya ucapkan jika sedang sendiri. Apa yang saya katakan pada tembok jika saya tidak berani ngomong pada seseorang. Dan lain-lain. Haha. Lucu mengenang hal-hal tersebut. Hal-hal yang saya lakukan dengan spontan tanpa direncanakan.

Ia juga menjadi saksi dimana saya stress. Ya stress terutama saat saya dipilih menjadi ketua pelaksana fakultair atau lazim disebut ospek, yang mana itu adalah pengalaman pertama dan terakhir saya menjadi seorang ketua pada sebuah acara. Dimana saya berasa jadi orang gila saat dipepet oleh deadline penentuan tema, susunanan acara, susunan panitia dan lain sebagainya. Haha. Tapi itu semua menyenangkan. Hasil akhirnya sangat bermanfaat bagi saya. Pengalaman berharga sekali.

Tempat ini juga menjadi saksi kebohongan saya. Tidak jarang saya bilang kangen keluarga di kampung, kangen apapun yang ada disana, kangen pengen pulang kampung. Itu saya ungkapkan di akun jejaring social atau saya jawab jika ada teman yang bertanya. Haha. Mereka tidak tau jika saya sedang berbohong. Saya hanya jujur pada Tuhan dan tembok kost saya. Serius.

entah ah..

“HEH, AL!! Kamu tu beli motor tapi gak pernah dipake, trus beli motor buat apa, HAH?! Platnya juga belum dipasang. Cuma buat pajangan tok? Mending dibuang jauh-jauh sana!!”

Itu dia celotehan si ibu kost setiap kali matanya ngeliat batang hidung si Al. Si ibu kost yang berperawakan gendut, muka agak keriput maklum umurnya sudah menginjak kepala empat menuju lima, rambutnya yang sudah seperti disemir warna putih, memang bacotnya gede, sangat banyak omong. Bahkan setiap ngobrol dengannya, si Al selalu kesulitan mencari celah untuk memotong pembicaraan. Edan memang dia.

Kebetulan Al adalah anak kost yang paling awet kost di tempat ibu ini.

Ah sampe lupa ngenalin, nama ibu kost itu bu Hadi. Di kost ini cuman ada bu Hadi, satu anak perempuannya dan satu menantunya. Suami bu Hadi sudah lama meninggal. Dan tentunya Al, si anak kost yang entah kenapa betah sekali tinggal di kost tersebut. Padahal sudah hampir tidak terhitung lagi berapa banyak anak kost yang datang dan pergi dari kost itu. Pergi dengan berbagai alasan dan salah satu alasan mereka adalah cerewetnya bu Hadi. Tapi si Al tidak berniat pindah. Haha. Entah si Al ini anak ajaib atau anak bodoh.

Dengan status sebagai mahasiswa semester empat tentunya Al sangat disibukkan dengan segala aktivitas kuliahnya yang padat, maklum jurusan yang dipilihnya kedokteran. Tubuhnya yang tidak tinggi, agak kurus, mukanya yang pas-pasan dan dompetnya yang sering kering membuat dia tidak begitu dikenal di lingkungan kampusnya. Tapi di lingkungan kost dia sangat popular. Iyalah wong anak kostnya cuman dia.

Celotehan ibu Hadi itu membuat Al geram. Dan geramnya ini sudah memuncak. Bisa dibayangkan setiap hari, setiap bertemu dengan bu Hadi, kuping Al selalu dibuat merah oleh celotehan-celotehan cerewet bu Hadi.

“Yang punya motor yo aku, yang ribet yo aku, yang pegang kuasa yo aku to ya. Trus ngapain coba si ibu ini ikut-ikutan? Dasar cerewet! Rrrr…!!” gumam Al.

Si Al kesal. Kesalnya pun dia bawa-bawa sampe ke kampus. Dia cerita sama Rahmawan. Rahmawan ini salah satu teman dekatnya dan biasa jemput si Al untuk berangkat ke kampus bareng, hampir setiap hari. Entah memang Rahmawan terlalu baik dengan Al atau memang Al yang bego gak tau malu tiap hari nebeng tanpa mampus.

Dalam perjalanan menuju kampus, di atas sepeda motor gedenya Rahmawan yang kebetulan bertubuh serupa –sama gedenya-, si Al mulai bercerita,

“ANJRIT, wan! Si ibu kost sumpah makin cerewet! Hampir tiap hari tiap kami papasan pasti dia ngerocos ngomongin motorku yang belum dipake lah, belum diisi bensin lah, belum dipasang plat lah, belum dikeluarin lah.. apalah. Pusing aku.” emosi Al hampir memuncak selayaknya ABG (Anak Berbacot Gede) labil.

“Ya kamunya juga sih. Masa motor udah tiga bulan gak dipake-pake. Trus beli buat apa coba? Buat pajangan tok? Haha. Aneh kamu tuh.” Rahmawan ngomong sambil merengut dan sedikit dipaksa supaya terlihat sedikit dewasa.

“Ini orang kenapa ngomong sambil merengut gini ya? Apa dia sebenernya kesel sama aku karena tiap hari nebeng dia membabi buta tanpa ampun? Gak biasanya.” lagi-lagi si Al berpikir dan membathin selayaknya yang dilakukan kucing jika diusir dari rumah tuannya.

Malam hari, sepi dan kenyang, si Al berusaha menggunakan otaknya untuk berpikir -tumben-. Bukan, bukan untuk belajar anatomi atau fisiologi kedokteran tapi untuk memecahkan persoalan motor dan ocehan ibu kostnya.

Berkat pengalamannya di organisasi, si Al mencoba untuk berpikir secara sistematis. Pertama dia cari tau apa masalah sebenarnya. Kemudian dia akan mencari tau apa saja yang dapat dilakukan dan dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Beginilah cara dia berpikir..

“Perasaan dulu sebelum beli motor, si ibu biasa aja sama aku. Tapi kok sekarang setelah aku beli motor dan belum ku pake sampe nganggur tiga bulan, dia sering banget ngomel-ngomel ya? ...”

Hening sebentar.

“Eh bentar, tiga bulan? Ya TIGA BULAN! Itu dia masalahnya.” Si Al teriak sendiri di dalam kamarnya yang sepi dan girang karena merasa mulai bisa menemukan titik permasalahannya.

“Iya juga ya. Tiga bulan kan bukan waktu yang singkat. Masa iya selama tiga bulan ini ntu motor gak pernah ku pake. Cuman dipajang berbulan-bulan depan kamar. Pastinya si ibu khawatir dong kalo kost sepi. Kan akhir-akhir ini banyak kejadian anak kost yang kehilangan motor. Ibu pasti gak mau lah itu kejadian di kostnya. Bisa-bisa gak ada lagi yang mau kost di tempatnya. Emm.. aku tau sekarang.” Bibir si Al pun monyong semonyong-monyongnya sebagai tanda pemikirannya mulai masuk ke tahap yang serius.

“Artinya sekarang supaya mulut ibu kost gak lagi berbusa dan keriput ngomelin aku tiap hari, supaya kupingku gak lagi mengkerut dengar ocehannya. Juga supaya Rahmawan gak lagi harus repot-repot tiap hari jemput aku di kost berangkat kuliah bareng, aku harus beresin ntu motor. Harus dipake! HARUS!!” kata si Al semangat meyakinkan diri sendiri.

Kemudian timbul masalah selanjutnya.

“Tapi ini kan motor pertama ku. Mana aku ngerti soal permotoran. Aduh, gimana ini?” dia mikir lagi sambil garuk-garuk pantat teposnya.

Tidak lama. Cling!

“Ahhaa.. Aku tau. Aku tau apa yang harus ku lakukan. Rahmawan! Ya, Rahmawan lah jawabannya. Dia harus bantu aku beresin ini motor sampe bisa dipake.”

Si Al langsung bergegas menghubungi Rahmawan untuk memberi tau niatnya beresin motor dan membuat janji kapan bisa beresin tu motor.

Singkat cerita, sepulang kuliah, Rahmawan tiba di kost Al sesuai janji.

“Gimana, mau diberesin sekarang atau kapan?” Tanya Rahmawan sok kurus dan berwibawa.

“Sekarang lah!” semangat si Al membabi pink.
“Udah gak tahan aku denger celotehannya si ibu, haha.” Tampang kesal si Al mulai berubah jadi tampang puas.
Dibalas ketawa oleh si Rahmawan.
Al pun ikut ketawa. Dan mereka ketawa bareng. Kemudian…
Eh, apa ini? Kok malah jadi cerita homo. No!

Singkat cerita lagi, (kan cerpen jadi harus singkat), dengan bantuan kang Rahmawan, mas-mas bengkel, mbak-mbak bensin dll. motor mio merah perawan tiga bulan itu pun sudah bisa dikendarai dengan aman, nyaman nan sentausa.
Merasa tugasnya sudah kelar, Rahmawan pun pulang dengan tampang berasa pahlawan.

Akhirnya si Al pulang kost dengan mengendarai motor. Gak sengaja papasan dengan si ibu cerewet. Si Al sudah menduga-duga, ini ibu pasti mau ngomel-ngomel lagi. Ampun bener dah.

Tiba-tiba dengan senyum mengembang, si ibu bilang,
“Nah kan enak kalo dipake. Keliatan berguna kan belinya. Gak khawatir lagi ibu motormu dicuri maling kalo kost sepi. Kalo ilang kan yang rugi gak cuma kamu tapi juga bapak ibu kamu yang udah ngerogoh duit gak sedikit buat beliin kamu motor. Kamu juga pasti sedih kan kalo motormu ilang. Ibu juga was-was. Ibu ini bertanggung jawab sama kamu selama kamu disini gak terkecuali sama barang-barang kamu. Kamu kan jauh dari orangtua, ibu lah yang bertanggungjawab penuh sama kamu.” Celoteh si ibu dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, dengan senyum yang lebih tulus dari biasanya, dan dengan perhatian yang ternyata selalu dia lebihkan untuk anak-anak kostnya tapi tetap dengan cerewetnya.

Di situ si Al menyadari bahwa si ibu ngomel-ngomel gak keruan selama ini ke dia bukan gak beralasan, bukan gak ada tujuan. Beliau sayang sama anak kostnya, beliau perhatian sama anak kostnya dan beliau tau persis anak laki-laki seusia Al itu keras kepala dan gak suka dinasehatin. Makanya beliau berpikir ini anak memang harus dimarahi dulu baru mau gerak. Dan itu terbukti ampuh karena sekarang motor si Al bukan lagi hanya sekedar pajangan, Rahmawan juga tidak lagi direpotkan oleh Al untuk jemput dia tiap hari ke kampus. Ibu juga jadi lebih tenang kalo mau pergi ninggalin rumah, gak lagi takut motor anak kost bandelnya ilang.

Dan yang paling penting sekarang hubungan Al, si anak kost berbudi pekerti, dan bu Hadi, si ibu kost berhati baik, sudah membaik, sudah penuh dengan senyum senang.
Dan dunia pun tertawa..


*kesamaan nama, tempat, karakter semuanya disengaja disamakan, haha*
At Blok E 572 Genuk Indah Semarang.
3 Juli 2010.